Pabrik Kelapa Sawit – Scum, COD, BOD, Sludge.

Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk produksi minyak kelapa sawit menghasilkan beberapa jenis limbah. Proses ekstraksi minyak, pencucian, dan pembersihan di pabrik menghasilkan limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME). Pabrik kelapa sawit menghasilkan 0,7–1 m3 POME untuk  setiap ton  tandan buah segar yang diolah. POME yang baru dihasilkan umumnya panas (suhu 60°-80°C), bersifat asam (pH 3,3–4,6), kental, berwarna kecoklatan dengan kandungan padatan, minyak dan lemak, Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD) yang tinggi. (Ade Sri dkk, 2015)

Bakteri   menguraikan   material   organik   pada   POME   secara alami, yang dalam prosesnya membutuhkan konsumsi sejumlah oksigen. Ketika jumlah material organik yang perlu diurai terlalu tinggi, oksigen dapat berkurang hingga ke tingkat yang dapat mematikan organisme air. Biochemical oxygen demand (BOD) adalah ukuran jumlah oksigen yang dikonsumsi bakteri ketika menguraikan zat organik dalam kondisi aerobik. BOD diukur dari konsumsi oksigen dari awal sampai akhir periode pengujian berdasarkan inkubasi sampel yang tersegel selama lima hari pada suhu tertentu.

Di Indonesia, hampir semua pabrik pengolahan kelapa sawit menggunakan sistem kolam terbuka untuk mengolah POME, dengan pertimbangan keekonomisan dan kemudahan pengoperasian, dimana sistem tersebut hanya mengandalkan bakteri natural yang ada di alam untuk metakukan penguraian secara alami di dalam kolam kolam penampungan yang biasanya mempunyai waktu penahanan hidrolik sekitar 160-180 hari. Dalam proses pengelolaan sistem kolam terbuka, POME dialirkan melalui serangkaian kolam dengan beberapa langkah pengolahan. Penamaan dan fungsi kolam mungkin berbeda-beda antara pabrik yang satu dengan yang lain, namun secara umum sistem ini terdiri dari empat jenis kolam. Kolam lemak (fat pit), kolam pendinginan (cooling pond), kolam anaerobik (anaerobic pond), dan kolam aerobik (aerobic pond). Kolam lemak digunakan untuk mengumpulkan sisa-sisa minyak dan lemak pada POME. Setelah pengolahan selesai di keempat kolam dan baku mutu terpenuhi, maka limbah cair dapat dialirkan ke sungai atau digunakan sebagai pupuk.

Sering berjalan dengan waktu, lumpur di dasar kolam akan meningkat dan menyebabkan terjadinya pendangkalan pada kolam-kolam tersebut, ditambah dengan pengerasan kerak (scum) diatas kolam. Dengan terjadinya pendangkalan tersebut, HRT yang seharusnya diatas 180 hari akan menjadi semakin pendek, dan ini akan menyebabkan penguraian yang kurang sempurna dan menghasilkan outlet limbah diatas baku mutu. Selain terjadinya endapan, terkadang juga terjadinya loading yang tidak stabil (minyak yang berlebihan) yang akan mengakibatkan proses aerobic & anaerobic tidak dapat bekerja maksimal dalam proses penguraiannya.

Ecotru P adalah product yang tepat untuk diaplikasikan guna mengatasi permasalahan dan mencapai tujuan tersebut. Ecotru P mampu menguraikan Scum, minyak, lemak, sludge dan menurunkan parameter-parameter pencemar air pada POME seperti COD, BOD, TSS, Turbidity, dsb. Dalam pengaplikasian Ecotru tentu harus memperhatikan parameter Ecotru bekerja, umumnya parameter yang perlu diperhatikan sebelum aplikasi Ecotru adalah Temperature dan pH. Beberapa Perusahaan Pabrik Kelapa Sawit yang sudah menggunakan Ecotru sebagai solusi pada unit WWTP mereka dapat dilihat pada List Customer disini